Categories

9. Apa yang dimaksud dengan metode komunikasi lisan dan tertulis?

9. Apa yang dimaksud dengan metode komunikasi lisan dan tertulis?

Metode komunikasi lisan dan tertulis adalah dua bentuk dasar dalam proses komunikasi manusia. Komunikasi lisan melibatkan penggunaan bahasa secara langsung melalui ucapan, sementara komunikasi tertulis melibatkan penggunaan tulisan untuk menyampaikan pesan. Kedua metode ini memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan kita, mulai dari percakapan sehari-hari hingga komunikasi formal dalam dunia bisnis dan akademik.

Penjelasan dan Jawaban

Metode komunikasi lisan merupakan proses komunikasi yang dilakukan melalui kata-kata secara lisan atau verbal. Dalam metode ini, pesan atau informasi disampaikan secara langsung melalui suara, ucapan, atau bicara antara dua atau lebih individu. Bentuk-bentuk komunikasi lisan antara lain meliputi percakapan, pidato, presentasi, wawancara, dan lain sebagainya.

Sedangkan metode komunikasi tertulis adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media tulis. Dalam metode ini, pesan atau informasi disampaikan melalui tulisan yang dihasilkan pada berbagai media seperti kertas, buku, surat, email, atau media online lainnya. Metode komunikasi tertulis memberikan keleluasaan untuk mengungkapkan gagasan secara lebih terperinci dan memungkinkan adanya bukti tertulis yang dapat diperiksa kembali.

Kesimpulan

Dalam komunikasi lisan, pesan disampaikan secara langsung melalui suara atau bicara, sedangkan dalam komunikasi tertulis, pesan disampaikan melalui tulisan pada berbagai media. Keduanya memiliki karakteristik dan kelebihan tersendiri.

Komunikasi lisan memberikan keuntungan berupa kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat dalam situasi yang berubah dan memungkinkan adanya interaksi dan tindak balas langsung antara pembicara. Namun, kelemahannya adalah kurangnya bukti tertulis yang dapat menjadi referensi atau bukti saat diperlukan.

Sementara itu, komunikasi tertulis memberikan keuntungan dalam hal kejelasan dan perincian informasi, serta memungkinkan adanya bukti tertulis yang dapat diperiksa kembali. Akan tetapi, komunikasi tertulis membutuhkan waktu untuk penulisan dan membaca, dan kurangnya interaksi langsung dapat menyebabkan adanya kesalahpahaman.