Apakah ada perbedaan antara ejaan yang disempurnakan dan ejaan yang lama dalam Bahasa Indonesia? Dalam konteks perubahan ejaan resmi terkait pemasyarakatan ejaan yang disempurnakan sejak tahun 1972, terdapat beberapa perubahan penting dalam penulisan kata, penghilangan huruf yang sulit diucapkan sesuai dengan fonem, dan penggunaan tanda baca yang lebih konsisten. Mari kita bahas lebih dalam tentang perbedaan tersebut.
Penjelasan dan Jawaban
Pada bahasa Indonesia, ada perbedaan antara ejaan yang disempurnakan dan ejaan yang lama. Perbedaan ini terutama berkaitan dengan penggunaan huruf “e” dan “oe”. Ejaan yang disempurnakan, juga dikenal sebagai ejaan yang baru, diperkenalkan pada tahun 1972 dan telah menggantikan ejaan yang lama secara resmi sejak tahun 1975.
Dalam ejaan yang disempurnakan, huruf “e” digunakan untuk menggantikan huruf “oe” pada kata-kata seperti “kelapa” (sebelumnya dieja “kelapoe”), “harus” (sebelumnya dieja “haroes”), dan “pengetahuan” (sebelumnya dieja “pengetahoewan”). Ejaan yang disempurnakan juga menghilangkan penggunaan “dj” dan “sj” yang sebelumnya digunakan dalam ejaan yang lama menjadi “j” dan “sy” seperti pada kata “dunia” (sebelumnya dieja “doenia”) dan “bijaksana” (sebelumnya dieja “bijaksjana”).
Perubahan dalam ejaan ini bertujuan untuk menyederhanakan dan mengikuti fonetika bahasa Indonesia. Ejaan yang disempurnakan juga lebih konsisten dengan ejaan dalam bahasa Indonesia yang digunakan secara lisan dan di media massa saat ini.
Kesimpulan
Dalam Bahasa Indonesia, terdapat perbedaan antara ejaan yang disempurnakan dan ejaan yang lama. Ejaan yang disempurnakan telah menggantikan ejaan yang lama secara resmi sejak tahun 1975. Perubahan ini didasarkan pada upaya untuk menyederhanakan ejaan dan mengikuti fonetika bahasa Indonesia yang digunakan saat ini.









Leave a Reply